Selasa, 06 Mei 2014

Mantan(ku) Sahabat(ku) [part three]

“Hen, kayanya kita udah ga cocok lagi deh..” cetus Alula tiba-tiba 
“ngomong apaan sih kamu la? Gasuka ah aku ngomongnya kaya gitu” jawab Hendi tegas 

Kejadian ini sudah lebih dari 4 kali terjadi diantara keduanya. Alula sudah sangat sering meminta Hendi untuk menyudahi hubungannya dengan berbagai macam alasan. Namun Hendi terus menerus menolak dengan dalih Ia sangat menyayangi Alula. Alula yang memang masih menyimpan perasaan untuk Hendi merasa iba dan lagi-lagi luluh. 

Memasuki bulan keenam, hubungan keduanya memang sudah tak lagi harmonis. Alula semakin sibuk dengan kesibukan kampusnya, begitu juga Hendi yang semakin sibuk dengan basketnya. Maklum saja, Hendi baru diangkat menjadi kapten basket dikampusnya. Namun bukan hanya itu saja yang dipermasalahkan Alula sehingga ia terus-menerus meminta Hendi untuk meninggalkannya. Banyak hal yang mulai Alula sadari bahwa Ia dan Hendi belum benar-benar bisa menyayangi satu sama lain.  

Alasan pertama.. 
“Hen, Leo ngehubungin aku lagi..” cetus Alula 
“ngehubungin apa lagi dia?” 
“nih... *kirim copy chat Alula dan Leo* intinya dia minta aku buat cepet pulang Hen, trus mau ngajak aku jalan gitu.”
“oalah yaudah..” jawab Hendi santai

Respon datar Hendi ini bukan untuk yang pertama kalinya. Alula tidak pernah curiga akan respon datar ini. Alula berpikir bahwa memang Hendi sudah mempercayai Alula sepenuhnya. Lagipula, Hendi memang bukan tipe yang terbuka jika Ia sedang cemburu, pikir Alula. 

“kamu kalo ada mantan atau mantan gebetan yang hubungin juga kasih tau aku dong. Kita kan udah janji saling terbuka satu sama lain. Masa cuma aku doang yang terbuka.” Celoteh Alula dengan nada manjanya.
“iya sayang kalo ada yang hubungin nanti aku kasih tau, tapi ini ga ada kok..” jawab Hendi.

Dan lagi-lagi Alula percaya, tidak pernah terbersit perasaan aneh sama sekali terhadap sikap Hendi yang sangat santai tersebut. Namun saat Hendi mendatangi Alula ke kota perantauannya, Alula terkejut. Alula kaget melihat isi handphone Hendi. Ternyata Hendi pernah berhubungan dengan mantannya (Bita), juga mantan gebetannya (Melia). Saat dikonfirmasi, Hendi punya alasannya sendiri. 

“waktu itu kamu tuh lagi mau ujian, jadinya aku ga ngomong.” Jawab Hendi santai 
“trus kalo chat Melia yang ini? Kenapa ga ngomong?” tanya Alula dengan nada tinggi
“itu tuh...... aku lupa bilang..”  

Alasan kedua... 
“kapan-kapan aku mau ikut liat kamu basket dong..” pinta Alula ke Hendi 
“jangan ah aku malu..” jawab Hendi 

Jawaban yang selalu terlontar dari mulut Hendi itu tidak pernah membuat Alula merasa geram atau apapun. Alula berpikir, mungkin kalo di Jakarta nanti bakal diajak. Tapi ternyata tidak. Saat Alula di Jakarta Hendi tidak pernah mengajak Alula untuk melihatnya basket. Bahkan Hendi tidak pernah sekalipun mengenalkan Alula ke teman-teman barunya di kampus. 

Pada awalnya Alula tidak pernah sama sekali merasa keberatan, namun seiring berjalannya waktu, Alula sadar bahwa hal-hal sepele tersebut sebetulnya sudah menunjukan bahwa Hendi tidak menyayangi Alula sepenuhnya. Pada waktu dengan Melia, Hendi bahkan mengajak Melia datang ke acara kampus Hendi dan mengenalkan Melia ke teman-teman Hendi. Tapi Alula? Tidak pernah sedikitpun Hendi pernah membahas teman-temannya, apalagi teman-teman perempuannya. 

Sebagai orang yang terdekat dengan Hendi, jauh didalam lubuk hati Alula, Alula ingin sekali mengenal teman-teman Hendi, setidaknya agar tidak terjadi salah paham juga kalau nanti suatu saat ada sesuatu yang mencurigakan. Namun Alula tidak pernah membahasnya, meminta untuk dikenalkan pun juga tidak pernah. Alula hanya memberi kode pada Hendi untuk diajak menonton basket. Tapi lagi dan lagi, Hendi selalu menolak. Dari situ Alula berpikir, mungkinkah Hendi malu memiliki kekasih seperti Alula? Yang secara fisik memang tidak secantik Melia..  

Alasan ketiga...  
Effortless
Alasan yang satu ini memang diketahui Alula terlambat. Namun cukup menyakitkan juga saat mengetahuinya. Mendengar cerita dari sahabat-sahabatnya, Alula cukup kaget sekaligus kecewa terhadap sikap Hendi. Sahabat Alula bilang bahwa Hendi benar-benar tidak ada usahanya saat Alula ulang tahun. Jika bukan karena paksaan sahabatnya, mungkin saja Hendi tidak akan datang memberikan surprise ke kediaman Alula dengan alasan sedang sibuk basket. 

“lo udah dapet kado dari Hendi?” tanya Filza, sahabat Alula 
“belom, kayanya emang ga beli deh dia” 
“ih beli kok la, dia bilang sama gue sama Cristian, katanya beliin lo dompet” 
“kemaren gue udh becandain sih, tapi katanya ntar aja. Tapi sampe sekarang gadikasih juga za, mungkin belom beli, baru rencana beli.” 
“lah kok gitu waktu itu udah bawa loh padahal..”
 ----------------------------------------------------------------------------------------------

Satu minggu setelah ulang tahun Alula. Bertempat di kediaman Hendi. 

“Hen, kata Cristian kamu beliin aku kado?” tanya Alula penasaran 
“iya ada di depok” 
“ih kok ga dikasihin ke aku aja?” 
“nanti aja kapan-kapan ya aku males ngambil ke depoknya” 
“kamu jangan kaya Oki (mantan Alula) dong, dia udah beliin aku kado, eh ga dikasih-kasih sampe akhirnya aku putus. Begitu putus dia kasih kado itu ke cewe barunya. Kamu mau kaya dia ya?” tanya Alula serius 
“hahahaha iya mungkin ya..” jawab Hendi santai, dan menyebalkan.
----------------------------------------------------------------------------------------------
 
Alasan keempat... 
Hendi bukanlah tipe orang yang bisa lepas dari chatting. Alula yang memang sudah sangat sering nyuekin Hendi sangat tahu itu. Jika Alula tidak membalas chatnya lebih dari 4 jam saja, Hendi pasti sudah heboh kesana kemari untuk menghubungi Alula. Namun kali ini berbeda.. 

“Din, kok tumben ya Hendi betah ga ngehubungin gue?” tanya Alula tiba-tiba ke sahabatnya, Dini. 

Alula yang sedang berlibur dengan teman-temannya saat itu mulai merasakan perubahan yang signifikan dari sikap Hendi. Alula sadar, ia memang sering meninggalkan Hendi tanpa kabar yang jelas, namun Hendi juga selalu sabar dan tidak pernah gentar untuk terus menghubungi Alula. Tapi kali ini sungguh berbeda, seharian Alula tidak ada kabar, Hendi pun juga tidak memberi kabar. Namun lagi-lagi Alula tidak terlalu mempermasalahkannya, toh pada saat itu Alula sedang bahagia-bahagianya berlibur dengan teman-temannya di Pulau Dewata. 

Malamnya, entah mengapa Alula seperti dituntun untuk iseng membuka salah satu akun twitter teman kampus Hendi yang bernama Mita. Betapa terkejutnya Alula saat ia membaca bahwa ada tulisan yang mengatakan, 

“siapa yang terakhir ada di chat list kamu? – Mita menjawab Hendi.” 

Alula berpikir,pantas saja Hendi betah Alula tidak mengabari dia. 

 Pada saat yang bersamaan, tepatnya pukul 01:00 WITA, sahabat Alula –Cristian– menelepon. 

“La, lagi ngapain lo? Gue bosen nih” 
“ga lagi ngapa-ngapain baru mau tidur nih gue.”
“eh di bali gimana? Enak?” 
“enak cris, lo lg dimana?”
“dirumah, eh iya lo gimana sama Hendi? Baik-baik aja kan?”
“baik kok.. tapi gatau nih gue lagi jarang banget komunikasi-an sama Hendi.”
“loh kenapa?”
“awalnya emang sama-sama sibuk. Terus pas lagi liburan ini juga gue kan ga selalu pegang hp, dia juga bilang katanya gamau ganggu liburan gue dulu, tapi kok gue heran ya tumben banget deh cris dia betah ga ngehubungin gue. Dia kan bukan tipe orang yang betah sendirian ga chattingan.”
“hah? Masa iya ga hubungin lo sama sekali?”
“gitu deh.. gue curiga dia punya temen chat baru deh cris.”
“siapa?”
“gue juga gatau siapa, Cuma feeling aja. Tapi masa tadi gue iseng buka socmed temen kampusnya dia, masa ada tulisan dia abis chattingan sama hafizh. Lo buka deh ask.fm *piip*..”

Semenjak perbincangan tersebut, Alula tidak menyangka bahwa Cristian akan langsung menelepon Hendi dan menanyakan kebeneran beritanya. Cristian bilang bahwa Hendi berdalih hanya bbm Mita untuk saling transfer lagu saja. 

Alula lagi-lagi terdiam. Alula bingung dan merasa tidak enak dengan Hendi, Alula takut bahwa Hendi akan mengira ia terlalu posesif dan cemburuan. Padahal pada saat itu Alula hanya menerka-nerka saja, tidak punya pikiran kesana. Toh lagipula posisinya Mita juga punya pacar, pikir Alula. Namun seiring berjalannya waktu, Alula menyadari bahwa setiap Hendi mulai mendekati Alula, Hendi selalu mengawalinya dengan saling transfer lagu..
---------------------------------------------------------------------------------------------- 

Bulan demi bulan Alula jalani dengan perasaan campur aduk. Alula sudah menyadari bahwa Hendi tidak menyayanginya, begitupun dengan Alula yang sejujurnya sudah tidak menyayangi Hendi. 

Tepat sehari setelah ulang tahun Alula, Alula meminta putus yang kelima kalinya. Namun lagi-lagi Hendi menolak. Setelah penolakan ini Alula baru menyadari bahwa sebenernya memang masih ada perasaannya untuk Hendi, walaupun mungkin tidak sebesar dulu. Setelah itu Alula akhirnya berjanji untuk tidak lagi meminta putus kepada Hendi, seberat apapun rintangannya. 

Namun janji hanya tinggal janji. Hendi yang tadinya berjuang sendiri untuk keutuhan hubungannya pun kini sudah tidak sanggup berjuang lagi. Yang tersisa hanyalah Alula. Hanya tinggal Alula yang kali ini gantia memperjuangkan dan bertahan untuk tidak menyudahi hubungan ini. Tapi sayang, perjuangan untuk suatu hubungan tidak akan pernah bisa jika dilakukan sendirian. Sama halnya dengan kedua pasangan ini.

“kamu kok bisa twitteran tapi ga ngehubungin aku?” tanya Alula ketus
“bbm aku off sayang” jawab Hendi, lagi-lagi santai 

Alula marah bukan kepayang. Memangnya menghubungi Alula hanya bisa lewat bbm? Itu buktinya Hendi bisa bales sms Alula? Messenger-messenger Hendi yang lain pun aktif. Tapi tak ada setitikpun niat Hendi untuk menghubungi Alula, meminta maaf pun tidak. Malah tak lama Hendi balik marah terhadap Alula.

“kamu jangan apa-apa di bawa sewot dulu kalo gatau yang sebenernya.” Kata Hendi ketus. 

Detik itu juga, baru pertama kalinya Alula sangat merasa sakit hati oleh pernyataan Hendi. Namun karena sudah janji dengan dirinya sendiri, Alula menahan diri untuk tidak melontarkan kata putus. Alula hanya diam dalam emosinya, memang lebih baik diam. 

Setelah kejadian itu Hendi tidak lagi menghubungi Alula sampai keesokan harinya. Alula yang tidak terima dengan perlakuan Hendi pun membalas dengan balik mendiamkan Hendi. Hari dimana Alula membalas mendiamkan Hendi, ternyata di hari itu juga Hendi melontarkan kata putus untuk pertama kali. Alula terkejut, sedih, lega, semua perasaan bercampur jadi satu. Tanpa pikir panjang Alula pun segera meng-iya-kan kata putus tersebut. 

Dibalik kelegaannya, Alula merasa sangat sakit hati. Sakit hati dengan perlakuan Hendi. Alula sangat yakin Hendi memang sebelumnya sudah memiliki “teman chat” baru. Hendi begitu santai meminta Alula putus. Bahkan pada saat Alula menanyakan mengenai kado yang tak kunjung Hendi kasih, Hendi menjawab juga masih santai. Tapi ternyata dibalik itu Hendi sudah merusak kadonya yang dinanti-nantikan oleh Alula. Perpisahan mereka sungguh tidak baik dan sangat tidak menyenangkan.
 --------------------------------------------------------------------------------------------- 
Beberapa hari kemudian Hendi menghubungi Alula, menanyakan kabar Ayah Alula yang saat itu sedang masuk Rumah Sakit. Alula yang menahan emosinya dan melihat itikad baik Hendi pun membalas chat dengan santai. Tapi sekali lagi, Hendi bahkan tidak menyebut kata sapaan didalam chat tersebut. Keesokannya Hendi menanyakan kabar yang sama. Suasana sudah mulai mencair. Alula memang sengaja mengajak Hendi becanda agar tidak terlalu awkward. Awalnya dari sahabat, berakhir masa gabisa jadi sahabat, pikir Alula. Feeling akan kehadiran orang ketiga masih sangat kental di hati Alula, tapi lagi-lagi Alula meredamnya. Semenjak putus, Alula tidak pernah terbersit perasaan menyesal, sedih dan sebagainya. Yang lebih mendominasi perasaannya hanyalah... lega. Lega karena semua pikiran-pikiran yang membebani itu berakhir. Meskipun sesekali terbersit perasaan, siapa perempuan itu? Tapi Alula tidak terlalu menghiraukan. Ketidak-pedulian Alula justru menggiringnya semakin jauh untuk tahu siapa wanita itu sebenarnya. Sempat terbersit satu nama, tapi Alula membantahnya dengan tegas. Tidak mungkin dia, sangat tidak mungkin, pikirnya. Mencairnya suasana antara Hendi dan Alula membuat Alula berani bertanya lebih jauh untuk menghapus rasa penasaran yang menghantuinya. “...udah jujur aja sih Hen, lagi deket sama siapalu yailah pake ditutup-tutupin sama gue doangg.” Tanya Alula santai “kaga yaampuun kaga lagi deket sama siapa-siapa gue la. Gue malah dibilang homo nih sama temen-temen kampus gue.” “wakakak emang homo sih lu kayanya. Eh tapi serius ih, sumpah demi apa lu Hen?” “Demi Allah la gue lagi ga deket sama siapa-siapa.” “kalo suka tapi ada kaaaan?” “ah percuma gue sumpah juga lo gabakal percaya” “lah kok gitu? Kalo emang pake demi Allah mah siapa sih yang ga percaya, dosa besar kan kalo boong. Udah mentok kalo sumpah pake atas nama Tuhan.” “gue lagi ga suka sama cewe manapun la. Sumpah demi Allah deh.” Mengetahui pernyataan itu, Alula tidak tahu lagi harus bagaimana menanggapinya. Semua perasaan yang selama ini menghantuinya ternyata salah. Hendi lagi ga deket sama siapa-siapa la, lagian dia bukan tipe cowok brengsek kaya gitu, bisiknya dalam hati. ---------------------------------------------------------------------------------------------- 

Beberapa hari kemudian, Alula mulai mencium kebohongan Hendi. Alula mulai mlihat gerak-gerik aneh di social media Hendi, kecurigaan Alula saat itu adalah.. Hendi dekat lagi sama cinta pertamanya!! 

Alula pasrah. 

Segala kecurigaan yang Alula simpan perlahan timbul menjadi kenyataaan. Alula marah. Marah karena merasa dibohongi, dikhianati dan sangat tidak dihargai. Tapi apa boleh buat, Alula tidak bisa berbuat apa-apa. Alula bahkan tidak bisa sedikitpun mengeluarkan air matanya. Yang ada hanyalah amarah. Amarah karena Ia benar-benar tidak menyangka, sosok seperti Hendi, yang telah ia kenal bertahun-tahun ternyata setega itu memperlakukan Alula. 

“Dasar Brengsek!“ -- cuma itu yang bisa Alula katakan dalam hati. 

Namun beberapa minggu kemudian, Alula memergoki pernyataan Hendi di dunia maya, pernyataan yang mengungkapkan bahwa Hendi sedang sedih, galau, patah hati. Alula bingung, Ia tidak merasakan apapun. Semua terasa biasa saja. Alula benar-benar sudah tidak mempedulikan Hendi saat itu setelah mengetahui Hendi mendekati mantannya tak lama setelah mereka putus. At this point, Alula feels so happy. Bukan happy karena Hendi sedih, tapi happy karena finally Alula bisa benar-benar lepas dan tidak mempedulikan Hendi sama sekali. :D 

Tapi bukan berarti Alula bisa melupakan segala rasa sakit yang diberikan oleh Hendi kepadanya. Alula tetap tidak akan pernah bisa menghilangkan rasa sakit dan rasa dengki atas pengkhianatan yang Hendi lakukan, entah sampai kapan.


--Tamat--

Mantan(ku) Sahabat(ku) [part two]

Kini kehidupan baru sudah menghampiri keenam orang sahabat ini, Alula, Hendi, Filza, Christian, Dito dan Ardi. Kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan sekolah. Ya, kuliah. Keenam sahabat ini kini berpisah ratusan kilometer jauhnya untuk sama-sama menggapai masa depannya masing-masing. Bertarung di perantauan untuk menjadi sosok yang mereka cita-citakan.

Namun tanpa diketahui satu sama lain, diam-diam Alula ternyata masih menaruh rasa sayang yang besar terhadap Hendi. Aneh memang, dulu Alula menyia-nyiakan Hendi, tapi sekarang justru sebaliknya.
 --------------------------------------------------------------------------------------------- 

Semenjak putus, Hendi dan Alula masih sering bermain bersama dengan 4 orang sahabatnya yang lain pada saat liburan smester, tidak ada yang berubah dari persahabatan Hendi-Alula meskipun sudah pernah menjadi mantan kekasih. Hendi yang memang sebelumnya sudah sering main kerumah Alula tiba-tiba mulai bercerita tentang kehidupan pribadinya. Awalnya tidak mau cerita, tapi karena kebetulan Alula sudah memergoki Hendi yang tengah sms-an dengan wanita lain, Hendi pun tidak bisa mengelak. 

Saat itu Hendi hanya bilang bahwa wanita yang bernama Melia itu hanya sebatas teman dan tidak lebih, tidak ada perasaan apapun. Alula yang penasaran pun akhirnya mencari tau mengenai kedekatan Hendi dengan Melia. Ternyata benar saja, melalui situs jejaring sosial Melia, Alula akhirnya mengetahui bahwa Hendi dan Melia bukan hanya sekedar teman. Mereka sudah sangat dekat seperti layaknya sepasang kekasih. Namun Alula bingung mengapa Hendi tidak pernah menceritakan dan bahkan tidak jujur mengenai hubungannya dengan Melia. 

Beberapa hari setelahnya Hendi mengunjungi Alula lagi, mereka bercerita banyak hal. Dan sempat terbersit di benak Alula untuk menanyakan soal Melia, tapi keinginan itupun tertahan entah kenapa. Alula pun berniat untuk mengecek handphone Hendi untuk melihat kebenaran mengenai kedekatannya dengan Melia. Dan hasilnya nihil. Tidak ada satupun sms atau telepon masuk dari Melia. Bahkan kontak Melia sendiri pun tidak ada di hpnya. Alula curiga bahwa nama kontaknya bukanlah “Melia”, ia pun mengecek satu persatu inbox yang masuk. Namun tetap.. nihil. Aneh.. pikir Alula. 

Akhirnya Ia pun memberanikan diri bertanya. 
“Melia itu sebenernya siapanya lo sih Hen? Gue jadi penasaran deh” 
“yailah gue juga gatau itu dia temennya si X. Kenapa emang?” jawab Hendi 
“ya gapapa sih kemaren gue liat socmednya Melia, ada elonya. Trus juga dia kaya lagi jatuh cinta gitu deh, itu sama lo? Kok lo gabilang2 sih ih parah” tanya Alula santai 
“yah ketauan hahaha. Ya gitu deh la, tadinya gue mau deketin dia tapi gajadi, abis lebay banget. Kata orang-orang juga lebay banget dia. Males gue ntar drama. Ribet” jawab Hendi lebih santai 
“ooooh” 

Dari situ semua misteri terpecahkan. Alula tanpa disadari merasakan suatu kelegaan yang Ia sendiri bingung kenapa harus lega. Setelah itu juga ia bingung kenapa harus sebegitunya ingin tahu tentang percintaan Hendi. Kebingungan-kebingungan yang tak berdasar itulah yang lambat laun menggiring Alula pada suatu keputusan.... bahwa Ia menyayangi Hendi lebih dari seorang sahabat. 
--------------------------------------------------------------------------------------------- 

Kejadian Melia itu akhirnya membuat Hendi dan Alula dekat kembali. Hendi menyadari bahwa ada kecemburuan di hati Alula melihat Ia dengan wanita lain. Alula pun juga menyadari bahwa ternyata Ia tidak rela melihat Hendi dengan wanita lain. Kedekatan Hendi-Alula tidak berujung pada suatu hubungan. Satu sama lain merasa nyaman dengan kedekatan tanpa status tersebut. 

Sampai suatu hari Alula merasa bahwa hubungan tanpa status itu tidak baik untuk dijalaninya. Alula merasa bahwa bisa saja Hendi meninggalkannya dan bersama dengan wanita lain suatu waktu, toh Alula kan bukan siapa-siapanya. Atas dasar itu Alula berbicara empat mata dengan Hendi mengenai kejelasan hubungan mereka. 

Namun ada satu kendala bahwa ternyata sahabat Hendi diam-diam ada yang sangat menyukai Alula. Hendi tidak sampai hati untuk meresmikan hubungannya dan melukai sahabatnya. Alula pun demikian, ia bingung dan tidak mau memaksakan serta merusak persahabatan Hendi. 

Dengan sangat berat hati, mereka pun sepakat untuk tidak berhubungan satu sama lain lagi. Alula lagi-lagi terpuruk. Demi menjaga perasaannya, perasaan Hendi, dan perasaan sahabat Hendi, Alula menghapus semua akses hubungannya dengan Hendi, baik itu messenger maupun social media.
 --------------------------------------------------------------------------------------------- 

Empat bulan berlalu, Alula masih belum bisa melepaskan bayang-bayang Hendi dari dirinya. Meskipun berpisah ratusan kilometer dan walaupun tidak ada lagi akses untuk menghubungi Hendi, Alula masih sering memantau kabar Hendi dengan berbagai cara yang tidak akan bisa Hendi bayangkan. Bahkan hampir semua teman-teman kampus Alula pun sudah sangat paham mengapa Alula masih belum bisa membuka hatinya kepada siapapun. Alula sangat tidak bisa lepas dari Hendi, begitu orang-orang bilang. 

Saat sedang asyik memantau kabar Hendi, Alula terkejut bahwa ternyata Hendi sedang PDKT dengan teman lama Alula yang bernama Maudy. Semakin hari semakin dekat hingga akhirnya Hendi dan Maudy berpacaran. 

Lagi-lagi Alula sakit hati. Sakit yang tak bisa dan tak tahu harus dilampiaskan ke siapa karena Alula sama sekali tidak berhak untuk marah, Alula sadar itu. Berbulan-bulan lamanya Ia pendam rasa sakitnya, namun tak kunjung hilang. Perasaannya terhadap Hendi tetap ada, sekeras apapun Alula mencoba menghilangkannya. 

Setelah setahun sejak peresmian hubungan Hendi-Maudy, Alula mulai bisa menghapus bayang-bayang Hendi dari dirinya. Bahkan Alula sudah bisa membuka hatinya untuk orang lain yang ingin dekat dengannya. Tapi sayang, disaat Ia sudah bisa lepas dari Hendi, Alula dibuat speechless karena Hendi mulai membuka akses hubungannya dengan Alula lagi. Alula yang sudah bisa melupakan Hendi pun terpaksa membuka aksesnya juga. 

Mereka kembali bermain dengan keempat sahabatnya yang lain, tapi ternyata Alula baru mengetahui bahwa Maudy pada saat itu sangat mencemburui Alula. 

Lagi-lagi dicemburui, Alula bingung karena selama ini Alula menutup akses hubungannya dengan Hendi, hanya disaat itu saja Ia berhubungan dengan Hendi, sebelum-sebelumnya bahkan Alula sampai mem-blocked semua socmed Hendi dari akunnya. Tidak ada akses sama sekali. Lambat laun Hendi akhrinya menghubungi Alula. Mengetahui bahwa Ia dicemburui, Alula hanya membalas seperlunya saja. Semakin intensif dan semakin intensif, Alula yang tidak ingin menjadi kambing hitam atas kecemburuan Maudy pun akhirnya memberanikan diri menanyakan hubungan Hendi dengan Maudy. 

“lo sama Maudy gimana sekarang?” tanya Alula 
“udah lama putus kali la..” jawab Hendi 
“hah? Kapan? Duh sorry deh gue gatau..” 
“udah 4 bulanan yang lalu” 

Mendengar pengakuan itu tanpa disadari ada kekhawatiran di diri Alula. Khawatir akan kembali menaruh perasaan terhadap Hendi. Alula berusaha menahan diri untuk tidak menanggapi Hendi karena ia takut, takut akan sakit hati yang sama untuk kedua kalinya. Namun tak bisa dipungkiri, semakin lama Hendi dan Alula semakin dekat dan perasaan yang dulu pernah Ia timbun kini merekah lagi. 

Alula dan Hendi lagi-lagi dekat dan saling jujur soal perasaannya masing-masing. Kali ini Alula tidak berharap banyak karena ada keraguan di diri Alula jika harus menjalani hubungan jarak jauh. Setelah kurang lebih 2 bulan, Alula harus kembali ke perantauan dan meninggalkan Hendi. 

Satu hari sebelum keberangkatannya, Hendi menemui Alula. Pertemuan itu sungguh berbeda, rasanya seperti pertemuan terakhir yang tidak akan pernah bisa terulang lagi. Hendi terus menerus memegang tangan Alula, bahkan sesekali memeluk Alula sambil meneteskan air matanya. Alula berusaha tegar dan tak ingin terlihat sedih karena tak mau membuat Hendi semakin sedih. Berulang kali Hendi berpesan ke Alula untuk selalu menjaga diri. Berulang kali juga Alula mengingatkan Hendi bahwa nanti Alula akan sering meninggalkan Hendi demi kesibukan kuliahnya. Tanpa ragu Hendi menyanggupi peringatan tersebut. Setelah tercapai kesepakatan diantara keduanya, Alula dan Hendi akhirnya resmi berpacaran (lagi). 

Demi menjaga perasaan banyak orang, Alula dan Hendi sepakat untuk merahasiakan hubungan mereka, termasuk dari sahabat-sahabatnya. 

Sebulan berlalu, hubungan mereka mulai diketahui oleh sahabat-sahabat terdekat masing-masing, tidak ada kontra sama sekali. Bahkan sahabat-sahabat Alula di kampus yang selama ini melihat penantian Alula sangat mendukung hubungan tersebut, begitupula sahabat dari Hendi. Alula dan Hendi yang memang diawali dengan persahabatan memang sudah mengenal keluarga satu sama lain. Ayah Hendi sangat menyayangi Alula, bahkan sesekali meminta Hendi untuk menyusul Alula ke kota perantauannya. Sama halnya dengan Ibunda Alula, sejak awal masih menjadi sahabat, Ibunda Alula memang sudah sangat sering memuji sifat dan sikap Hendi yang sopan serta religius. 

Tiga bulan pertama dilewati oleh pasangan Hendi-Alula tanpa rintangan yang berarti. Pernah mengalami perpisahan beberapa kali membuat hubungan mereka semakin mesra. Alula-Hendi sudah sangat mengenal karakter masing-masing, sehingga hubungan yang saat ini mereka jalani sangat menyenangkan. Merasa nyaman satu sama lain, itulah yang dirasakan keduanya setelah beberapa kali berpisah dan melewati begitu banyak halangan untuk bersatu. 

to be continued.......

Mantan(ku) Sahabat(ku) [part one]

Sabtu sore, rutinitas Hendi terganggu oleh dering telepon dari sahabatnya, Alula. 

“hen, dimana lo? Bantuin gue dong huhuhu..” bisik Alula sambil tersedu-sedu. Mendengar tangisan Alula, tanpa ragu Hendi menjawab, 
“kenapa lagi si Leo?” 

Hendi sudah fasih betul mengenai hubungan Alula dan Leo yang selalu dirundung badai. Hubungan Alula dan Leo sendiri baru menginjak 4 bulan. Sebagai sahabat, Hendi sudah feeling bahwa Leo sudah tidak menyayangi Alula lagi. Perlakuan Leo terhadap Alula sudah sangat menunjukan bahwa Leo sudah sangat tidak ingin bersama dengan Alula, bahkan mungkin sudah memiliki wanita simpanan lain. Tapi melihat Alula yang sangat amat menyayangi Leo, Hendi tidak pernah sampai hati memberitahunya. 

“Hen, Leo minta putus tiba-tiba hu..hu.. gue mau ketemu dia.. temenin gue nemuin dia hen.. hu hu..” 
“yaudah lo dimana sekarang?”
“dirumah, nanti janjian aja di depan komplek lo ya hu hu” “iya udah gausah nangis” ----------------------------------------------------------------------------------------------
Sesampainya di tempat pertemuan, Alula masih belum melihat Hendi. Tak berapa lama muncul Hendi dengan baju tidurnya.

“sorry banget ya Hen ngerepotin. Sekali-sekali kan lo gue repotin” seloroh Alula tegas 
“iyeee, lo gimana ceritanya sih kok bisa gitu” “panjang ceritanya udhlah gausah dibahas, lo minta izin dulu gak sama Bita (pacar Hendi) tadi?”
“ya mintalah” jawab Hendi tegas. 

Di mata Alula, Hendi memang salah satu sosok pria yang sangat menghargai hubungannya. Sangat menghargai wanita yang disayanginya. Sehingga sulit rasanya untuk membuat Hendi berbohong terhadap pacarnya. 

“trus marah gak?” 
“engga...” jawab Hendi santai 

Dari nada suaranya, Alula tau betul kalo Hendi sedang menutupi sesuatu. Alula sudah sejak lama mencium kecemburuan Bita terhadapnya. Alula sendiri bingung mengapa dan apa yang harus dicemburui. Alula dan Hendi termasuk tipe sahabat yang jarang sekali berbicara satu sama lain. Alula sendiri pun merasa tidak pernah menaruh satu rasa pun ke Hendi karena Alula begitu mencintai Leo. 

Awalnya Alula memang sedikit ragu untuk meminta bantuan Hendi karena takut Bita semakin mencemburuinya, tapi demi Leo... semua hal yang tidak mungkin pun Ia lakukan. ---------------------------------------------------------------------------------------------- 

Sesampainya di kediaman Leo, Alula berusaha menghubungi Leo tapi tidak diangkat. Leo pun tak kunjung menampakkan batang hidungnya. 

“lo yakin gak dia ada dirumah?” tanya Hendi 
“yakin, itu ada kok motornya. Lagian ini masih pagi dia gamungkin kemana-mana” 

30 menit berlalu.

Leo masih tak kunjung keluar, Hendi mulai tak tega melihat Alula luntang-lantung di gerbang rumah Leo. Ia pun bergegas turun dari motor dan menggoyangkan gembok ke pagar Leo. Namun tetap tak ada hasil. 

Alula pun mulai geram, ia akhirnya berteriak-teriak memanggil nama Leo. 

15 menit kemudian Leo muncul. Dan Hendi tanpa basa-basi langsung pulang meninggalkan Alula dengan pacarnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------- 

Malam harinya, handphone Hendi berdering. 

Pesan dari Alula : 
Hen! Makasih banget yaaa berkat lo akhirnya gue jadi baikan sama Leo. Thankyou banget pokonya. Sorry juga udah ngerepotin 

Hendi membalas : 
Iya santai aja. Lo tadi ganggu gue main ps tau wooo hahaha 

Mendapat balasan itu, ada satu perasaan yang aneh didalam hati Alula. 
Seorang cowok rela meninggalkan permainan kesukaannya hanya demi nganter sahabatnya nyelesein masalah, gak mandi pula. Tapi itu hanya suatu perasaan yang hanya Alula artikan sebagai salah satu esensi dari persahabatan.
 ---------------------------------------------------------------------------------------------- 

Satu tahun kemudian. 
Singkat cerita Hendi dan Bita putus. Sedangkan Alula dan Leo sudah menginjak hampir 2 tahun pacaran. Selama itu juga Alula mulai merasakan keanehan sikap Hendi terhadapnya. Belum lagi banyak teman Hendi yang sering membicarakan kecocokan antara Hendi dan Alula. 

“yaelah la, ngapain sih masih ama Leo, beda agama juga. Udah si gue rasa lo ujung-ujungnya paling sama Hendi udah cocok banget.” Seloroh Heru saat melihat Alula sedang cemburu terhadap Leo di kelas. 

“la, kenapa sih ga jadian aja sama Hendi? Kalian cocok banget tau, satu bintang basket, satunya lagi bintang kelas.” Seloroh Adam terhadap Alula yang sedang berdiam diri di balkon. 

Mendengar itu semua Alula merasa semakin peka terhadap keanehan sikap Hendi terhadapnya. Alula mulai mencurigai bahwa Hendi menyukainya. Begitupun Leo. Leo mulai sering mencemburui sikap Hendi terhadap Alula. Padahal Alula sendiri sudah sangat menjaga jarak dengan Hendi. Alula bahkan tidak pernah bertegur sapa dengan Hendi di sekolah. Berhubungan pun hanya seperlunya saja, jika Hendi mulai membicarakan topik yang tidak penting, Alula segera menyudahi percakapannya.
 ---------------------------------------------------------------------------------------------- 

6 bulan kemudian.
Alula akhirnya memutuskan hubungannya dengan Leo. Leo kepergok selingkuh dengan teman kampusnya yang baru. Alula merasa sangat amat hancur malam itu... Dan entah mengapa malam itu yang ada dipikiran Alula hanya... ‘telepon Hendi’. 

Telepon pertama ga di angkat. 

Kedua juga ga diangkat. 

Alula semakin terpuruk. Alula bingung harus cerita dengan siapa lagi karena semua sahabat-sahabat perempuannya sudah sangat muak dan tidak menyetujui hubungannya dengan Leo. Hanya saja Alula nekat dan tetap mempertahankan, dengan konsekuensi Alula tidak bisa berbagi keluh kesahnya lagi dengan mereka. Hanya Hendi satu-satunya harapan Alula untuk meringankan bebannya. 

10 menit kemudian handphone Alula bergetar. 
Nama Hendi muncul di panggilan masuknya. 

“Hallo hen..hiks hiks” jawab Alula lirih dan tersedu-sedu 
“hah lo kenapa la?” 
“hen.. gue diselingkuhin hen hu...hu.. gue putus barusan. Hu.. hu.. gue terang-terangan mergokin dia selingkuh hen huaaaa” 
“la udah la jangan dilanjutin lagi, tarik napas dulu.. udah sekarang lo nangis aja ya gausah cerita, gue dengerin.” Jawab Hendi tulus. 

5 menit berlalu.. 
Alula masih belum berhenti menangis. Dan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari kedua sahabat ini. Tapi tak lama kemudian tanpa diduga Hendi menyanyikan sebuah lagu untuk Alula. Yang dimana lagu itu menyiratkan pesan bahwa Alula tidak sendiri, dan meminta Alula untuk tidak bersedih lagi. 

Alula semakin terenyuh. 
---------------------------------------------------------------------------------------------- 

Semenjak kejadian telepon itu. Hendi selalu menanyakan kabar Alula. Namun Alula yang masih dibawah bayang-bayang Leo pun merespon Hendi seadanya. Hendi pantang menyerah, Ia selalu ada untuk Alula dikala Alula sedih dan butuh. Tanpa peduli Alula menanggapinya baik atau buruk. Tanpa peduli Alula masih mencintai Leo atau tidak. 

Melihat perjuangan Hendi, ditambah lagi dukungan dari sahabat-sahabat perempuan Alula yang sebelumnya tidak menyetujui hubungannya dengan Leo, Alula akhirnya semakin membuka diri, membuka hatinya untuk belajar menerima Hendi, meskipun sangat sulit. Lambat laun Hendi dan Alula pun semakin dekat. Kabar kedekatan mereka sudah mulai terdengar ke seluruh penjuru sekolah tanpa terkecuali. Tidak ingin melewatkan kesempatan, Hendi pun menyatakan perasaannya kepada Alula, dan menembaknya saat acara pensi di sekolah. Alula yang sebelumnya sudah feeling akan hal ini pun bingung. Bingung karena masih belum bisa menerima Hendi seutuhnya, bingung karena masih belum bisa melupakan Leo sepenuhnya. Namun melihat semua opini sahabat-sahabat perempuannya, Alula tidak ingin mengecewakan sahabat-sahabatnya lagi, Ia pun akhirnya menerima Hendi... sebagai pacarnya. 
---------------------------------------------------------------------------------------------- 

Baru satu minggu menjalin kasih, rintangan akan hubungan Alula-Hendi pun sudah sangat banyak. 
Alula baru benar-benar mengetahui bahwa begitu banyak sekali wanita yang menyukai kekasihnya, Hendi. 

Ujian pertama datang dari wanita-wanita yang menyukai Hendi, yang ternyata adalah orang-orang disekeliling mereka berdua. Alula terkejut mengetahui siapa-siapa saja yang menyukai Hendi, karena sebagian besar atau bahkan semua wanita tersebut adalah orang yang Alula kenal. Merasa tidak enak Alula pun ingin mundur, namun sekali lagi Hendi mencegahnya. Hendi meyakinkan Alula bahwa yang menyukai itu mereka, bukan Hendi. 

Rintangan pertama selesai. 

Dua minggu menjelang, ujian baru pun menghampiri. 
Bita, mantan kekasih Hendi berulah. Alula paham betul apa yang ada dipikiran Bita mengenai dirinya. Namun Bita tak sepenuhnya mengerti bahwa Alula pun tak sepenuhnya menyayangi Hendi, karena yang Ia sayangi hanya satu, Leo. Bita mencaci Alula habis-habisan. Sekali lagi Alula ingin mundur. Namun Hendi dengan sangat tegas menolak. 

“kamu tuh apaansih, ngapain dengerin dia. Kamu taugak dia udah gada haknya ngurusin dan ikut campur sama hubungan aku. Dia aja punya pacar setelah 2 minggu putus aku gak ngomel kok, gak rese juga. Masa sekarang aku mau bahagia juga gaboleh. Kamu mau nurutin egoisnya dia?” kata Hendi tegas. 

Mendengar itu sekali lagi Alula pun akhirnya bertahan. 

Tiga hari menjelang sebulanannya Alula-Hendi, Alula berencana membelikan 2 buah cupcakes untuk merayakannya. Selain untuk sebulanan, Alula juga ingin sekaligus menumbuhkan perasaannya terhadap Hendi. Selama hampir sebulan pacaran, Alula selalu memberitahu Hendi manakala Leo menghubunginya. Ya, Leo masih sangat sering menghubungi Alula. Bahkan, masih nekat untuk tiba-tiba bertandang kerumah Alula dengan membawakan coklat. 

Alula yang sedang belajar mencintai Hendi pun sedikit goyah. Tapi sekali lagi Alula bertahan. Ia tidak mau jatuh dilubang yang sama. 

Menjelang satu bulan, perasaan itu belum timbul juga. Dan Leo semakin agresif untuk meminta Alula kembali. Alula bingung. Bingung karena ia merasa sangat amat jahat terhadap Hendi. Bingung karena ia juga tak mau kembali dan jatuh ke lubang yang sama oleh Leo. Setelah berbicara empat mata dengan salah satu sahabat Alula yang juga sahabat Hendi, Ardi. Alula akhirnya memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan Hendi. Tepat satu hari sebelum sebulanan, Alula minta putus. Meskipun Hendi sempat menolak, Alula tetap keukeuh dan pada akhirnya... putus. Begitu juga dengan Leo, tak lama setelah Alula memutuskan hubungan dengan Hendi, Leo resmi berpacaran dengan wanita yang dulu kepergok selingkuh dengannya, Indri. 

to be continued.......